Memaknai sebuah perubahan

Mujahid Al Mutaz Billah
2 min readMar 24, 2024

--

Photo by Suzanne D. Williams on Unsplash

Aku pernah berada di fase menggaungkan perubahan kepada orang-orang di organisasi. Segala ketidak-idealan yang terjadi saat itu menjadi bahan bakar untuk bisa membuat perubahan agar menjadi lebih baik lagi. Meskipun setelah kami coba jalani ternyata ujung-ujungnya nggak begitu berbeda hasilnya, tapi setidaknya kami pernah mencoba untuk melakukannya.

Aku juga pernah berada di fase tidak menginginkan adanya perubahan. Rasanya ingin hidup konstan karena dunia sudah terlalu melelahkan untuk menghadapi perubahan-perubahan di luar dugaan. Tapi ternyata nggak begitu cara dunia berjalan dan nggak begitu cara Allah menguji hambanya untuk memperkuat kelemahan-kelemahannya.

The only thing that is constant is change katanya. Perubahan tidak bisa dihindari dan mungkin memang dibutuhkan untuk terus berjalan. Termasuk di dalam diri kita dan kehidupan kita sehari-hari.

Apa yang kita anggap benar di masa lalu bisajadi sebaliknya di masa sekarang. Karakter yang ada di diri kita saat itu mungkin ada beberapa yang sudah hilang. Sebuah keputusan yang kita anggap baik bisa menjadi sebuah keputusan yang kita sesali sekarang. And, that’s okay.

Apapun yang terjadi, kita sudah melakukan hal yang terbaik dengan kapasitas dan pemahaman yang kita miliki saat itu. Meskipun rasanya seperti malu sekali sekarang namun bukankah perasaan itu juga adalah bukti bahwa kita saat ini berubah menjadi lebih baik juga kan?

Sebuah perubahan ada yang datang dengan perasaan penuh dan nyaman. Layaknya sebuah cahaya yang membuat hidup kita tiba-tiba menjadi lebih baik dan lebih terang. Namun sebuah perubahan seringkali juga membuat kita tidak nyaman. Ada yang harus kita lalui dengan berdarah-darah. Terkadang timbul keinginan untuk menyerah. Tapi perjalanan penuh helaan nafas ini rewarding juga pada akhirnya.

Hidup akan terus berjalan. Impian kita berubah, sikap kita berubah, lingkungan kita berubah, teman-teman kita berubah, sudut pandang kita berubah. Dunia termasuk kita punya kapasitas untuk berubah dan segala perubahan yang terjadi menjadikan diri kita sekarang.

At the end, semoga kita senantiasa menjadikan perubahan-perubahan yang ada sebagai sebuah kesempatan untuk membuat kita menjadi lebih baik — lebih mendekatkan kita kepada tujuan manusia diciptakan.

--

--